Sudah bukan rahasia
umum lagi, banyak masyarakat Indonesia baik anak-anak, remaja, dan orang dewasa
yang mengeluhkan koneksi internet di Indonesia yang tak sesuai harapan
. Bayangkan saja pada tahun 2013 Indonesia memegang peringkat ke-2 terbawah dengan kecepatan koneksi internet rata-rata hanya mencapai 1,5 Mbps, itu semua berbanding terbalik dengan South Korea yang memegang rekor tertinggi yaitu dengan kecepatan rata-rata mencapai 22,1 Mbps yang mampu menandingi Negara-negara maju di Eropa dan Amerika.
. Bayangkan saja pada tahun 2013 Indonesia memegang peringkat ke-2 terbawah dengan kecepatan koneksi internet rata-rata hanya mencapai 1,5 Mbps, itu semua berbanding terbalik dengan South Korea yang memegang rekor tertinggi yaitu dengan kecepatan rata-rata mencapai 22,1 Mbps yang mampu menandingi Negara-negara maju di Eropa dan Amerika.
Jika dibandingkan sejumlah negara tetangga di Asia, koneksi
internet di Tanah Air juga terhitung paling lamban. Sebut saja Singapura dengan
7,8 Mbps, Thailand 4,7 Mbps, Malaysia 3,2 Mbps, Vietnam 1,8 Mbps, dan Filipina
1,8 Mbps.
Sedangkan pengertian kecepatan akses
internet itu sendiri adalah kecepatan transfer data pada saat melakukan akses
melalui jalur internet. Terdapat dua macam kecepatan akses internet, yaitu
downstream dan upstream. Downstream merupakan kecepatan pada saat kita
mengambil data – data dari server internet ke komputer kita. Misalnya, saat
kita masuk ke search engine, browsing, dan lain – lain. Adapun upstream adalah
kecepatan transfer data yaitu saat kita mengirimkan data dari komputer ke
server. Baik downstream maupun upstream memiliki satuan kecepatan transfer data
yaitu bps bit per sekon. Artinya, banyaknya bit data yang dipindahkan dari satu
komputer ke komputer lain tiap detiknya.
Kenapa internet di Indonesia lambat
(dan mahal)?
Dikutip
dari gadgetgaul.com, Inilah kesimpulan yang jadi penyebab lambat dan mahalnya
koneksi internet di Indonesia. Yakni:
1.
Kondisi
geografis yang sangat luas dan medan yang beraneka-ragam
Indonesia
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri lebih dari 13 ribu pulau
yang terbentang dalam luas lebih dari 1.9 juta km2. Ditambah
dengan medan yang berbukit dan berlembah tentu menjadi tantangan tersendiri
dalam membangun infrastruktur internet baik kabel maupun nirkabel.
2.
Tingginya
angka pengguna internet
Pada
Desember 2011, pengguna internet
Indonesia tercatat mencapai 55 juta jiwa atau 22.4% dari total
populasi orang Indonesia. Dengan angka ini, Indonesia mencatatkan diri sebagai
negara dengan jumlah pengguna internet no. 8 terbanyak di dunia dan terbanyak
ke-4 di Asia setelah Tiongkok, India dan Jepang. Semakin banyak jumlah pengguna
internet yang harus dilayani tentu membuat rata-rata kecepatan internet semakin
turun.
3.
Perang
promosi operator penyedia koneksi internet
Perang
promosi yang terjadi pada operator penyedia koneksi internet akhir-akhir ini
memang membuat harga koneksi internet terasa lebih murah bagi konsumen namun
dengan itu semakin turun pula kualitas koneksi internetnya baik dari segi
kecepatan maupun kestabilan koneksi yang pada akhirnya tidak jadi lebih murah
dari sebelumnya.
4.
Regulasi
pemerintah yang kurang efisien
Hal
ini lebih banyak dirasakan oleh rekan-rekan operator penyedia layanan internet
seluler seperti kewajiban membayar Biaya Hak Penyelenggaraan (BHP) ke
pemerintah yang dirasa oleh operator terlalu tinggi sehingga membuat
hitung-hitungan bisnis balik modal (ROI) dari investasi suatu teknologi misal
3G jadi lebih lambat. Jika investasi operator tersebut belum balik modal (ROI)
tentu mereka akan menunda investasi teknologi berikutnya misal LTE / 4G.
Saat
ini Indonesia memiliki 9 operator seluler dan itu terlalu banyak. Di berbagai
negara maju, jumlah operator seluler dibatasi pemerintahnya tidak pernah lebih
dari 5 perusahaan. Setiap operator akan mendapatkan spektrum jaringan yang
kecil karena harus berbagi dengan operator lain. Hal ini menyebabkan rendahnya
kualitas jaringan seluler Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar